Jakarta — Kementerian Pertanian dalam hal ini Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), melaksanakan pelantikan pejabat struktural dan pejabat fungsional serta pengukuhan ketua kelompok dan ketua tim kerja lingkup Ditjen PKH, baik di pusat maupun Unit Pelaksana Teknis (UPT), pada Rabu (18/6) di Jakarta. Kegiatan ini merupakan bagian dari Upaya penguatan sumber daya manusia sebagai aparatur untuk mendukung kinerja organisasi yang semakin dinamis dan adaptif terhadap tantangan pembangunan peternakan nasional.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Agung Suganda, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelantikan dan pengukuhan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat komitmen dan profesionalisme aparatur sipil negara (ASN) dalam menjalankan tugas pemerintahan, pelayanan publik, dan pembangunan, khususnya di subsektor peternakan dan kesehatan hewan.
“Pelantikan ini merupakan bagian dari sistem merit yang menjadi dasar manajemen ASN di Kementerian Pertanian. Kita ingin membentuk ASN yang profesional, beretika, bebas dari intervensi politik dan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme,” tegas Agung.
Ia menambahkan bahwa promosi dan mutasi yang dilakukan merupakan langkah penyegaran organisasi serta sarana peningkatan kinerja, dengan harapan dapat menciptakan lingkungan kerja yang harmonis, kolaboratif, dan berorientasi pada hasil.
Dalam arahannya, Agung menekankan tiga hal penting yang perlu menjadi perhatian seluruh pejabat yang dilantik dan dikukuhkan, yakni perbaikan perilaku secara berkelanjutan, peningkatan dan pencapaian kinerja. “Diharapkan bagi pejabat yang dilantik dan dikukuhkan memiliki nilai dasar yang harus dijunjung tinggi, mengetahui secara rinci target-target unit kerja serta strategi pencapaiannya, serta dituntut untuk memberikan pelayanan prima yang adaptif terhadap dinamika kebutuhan masyarakat yang ada,” ungkapnya.
Dirjen PKH juga menyinggung pentingnya percepatan produksi protein hewani nasional, sejalan dengan program prioritas nasional Asta Cita Presiden Republik Indonesia. Ia menyampaikan bahwa untuk daging ayam dan telur ayam, Indonesia telah mencapai swasembada, bahkan mengalami surplus.
“Kita harus fokus pada program Peningkatan Produksi Susu dan Daging Sapi Nasional (P2SDN), termasuk mendorong investasi sapi perah dan sapi pedaging, peningkatan populasi melalui inseminasi buatan, pengendalian penyakit hewan strategis, serta penguatan hilirisasi dan keamanan pangan asal hewan,” ujarnya.
Dengan pelantikan dan pengukuhan ini, Ditjen PKH menegaskan komitmennya untuk terus membangun birokrasi yang profesional, adaptif, dan berintegritas tinggi.Melalui sinergi seluruh elemen organisasi, diharapkan akselerasi program strategis nasional di bidang peternakan dan kesehatan hewan dapat tercapai secara optimal.