Please ensure Javascript is enabled for purposes of Kementerian Pertanian RI
1
Chatbot
Selamat datang, silahkan tanyakan sesuatu
Logo

Lindungi Peternak dari ASF, Kementan Dorong Penerapan Biosekuriti Ketat

13/08/2025 17:18:00 Admin Satker 278
Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) mengingatkan peternak babi di seluruh Indonesia untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap African Swine Fever (ASF), penyakit menular mematikan pada babi. Kuncinya ada pada penerapan biosekuriti yang ketat. ASF dikenal memiliki tingkat kematian hingga 100 persen pada babi. Meski tidak menular ke manusia, dampaknya terhadap usaha peternakan mulai dari kerugian finansial hingga hilangnya sumber penghasilan peternak.
ASF menyebar melalui kontak langsung dengan babi terinfeksi, peralatan yang terkontaminasi, bahkan pakan yang sudah terpapar virus. Karena itu, langkah pencegahan menjadi benteng utama.
“Biosekuriti adalah tindakan pencegahan untuk mencegah masuknya penyakit ke dalam peternakan dan penyebarannya di dalam peternakan. Bio-exclusion mencegah masuknya agen penyakit, sedangkan bio-containment mencegah penyebarannya,” ujar Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Hendra Wibawa, di Kantor Kementan, Jakarta, Rabu (13/8/2025).
Hendra menekankan, langkah biosekuriti yang disarankan meliputi menjaga kebersihan kandang dan peralatan, membatasi akses hanya bagi pihak yang berkepentingan, mengisolasi babi baru atau yang sakit, melakukan desinfeksi kendaraan dan alat angkut, tidak memberi limbah atau sisa makanan dari olahan babi kepada ternak, memantau kesehatan ternak secara rutin, serta mengelola bangkai dengan penguburan atau pembakaran.
Secara teknis, penerapan biosekuriti memerlukan disiplin yang konsisten. “Kami menerapkan sistem ‘all-in all-out’ pada kandang pembibitan babi. Semua babi dalam satu kandang masuk dan keluar bersamaan sehingga proses pembersihan dan desinfeksi bisa dilakukan total sebelum babi baru masuk. Kami juga menerapkan larangan masuk bagi orang atau kendaraan yang tidak steril, serta mewajibkan shower dan ganti pakaian bagi semua pegawai sebelum memasuki area kandang,” jelas Kepala BPTU HPT Siborongborong, Kementan, Yude Maulana Yusuf.
Kementan mendorong peternak untuk aktif bekerja sama dengan petugas kesehatan hewan setempat. Dengan disiplin menjalankan langkah-langkah ini, penyebaran ASF dapat ditekan sehingga kerugian ekonomi bisa diminimalkan.