Please ensure Javascript is enabled for purposes of Kementerian Pertanian RI
1
Chatbot
Selamat datang, silahkan tanyakan sesuatu
Logo

Kementan dan ASOHI Kompak Obat Hewan Indonesia Siap Kuasai Pasar Global

24/10/2025 08:57:00 Admin Satker 116
Bogor — Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong peningkatan peran industri obat hewan sebagai mitra strategis dalam memperkuat subsektor peternakan nasional. Hal itu disampaikan oleh Menteri Pertanian, Bapak Andi Amran Sulaiman, yang diwakili oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, saat membuka Musyawarah Nasional IX Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) yang berlangsung di Bogor, Kamis, 23 Oktober 2025.
Agung menyampaikan bahwa industri obat hewan memiliki kontribusi signifikan terhadap kinerja subsektor peternakan nasional. Saat ini, nilai ekspor obat hewan Indonesia mencapai Rp5,5 triliun dengan jangkauan lebih dari 95 negara, menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemain di pasar global.
“Industri obat hewan bukan hanya berjaya di dalam negeri, tetapi juga sudah merambah pasar internasional. Ini bukti nyata bahwa sektor ini memiliki daya saing tinggi dan berperan penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional,” ujar Agung.
Agung menambahkan, subsektor peternakan dan kesehatan hewan menyumbang 15,68 persen terhadap PDB pertanian nasional, dengan tren pertumbuhan yang terus meningkat. Selain itu, Indonesia berhasil mencapai surplus produksi daging ayam dan telur, yang kini telah mulai terserap melalui berbagai program nasional, termasuk program makan bergizi gratis.
Pemerintah juga terus mendorong peningkatan investasi, khususnya untuk menekan ketergantungan impor daging sapi dan susu yang masing-masing masih mencapai 52 persen dan 80 persen. Dalam hal ini, Dirjen PKH mengajak pelaku industri obat hewan untuk berkolaborasi mendukung peningkatan populasi ternak di dalam negeri.
“Ketika populasi ternak meningkat, otomatis industri obat hewan juga berkembang. Karena itu, kami berharap ASOHI terus menjadi mitra strategis dalam menjaga kesehatan hewan, meningkatkan produktivitas, dan memperkuat ketahanan pangan nasional,” tegas Agung.
Agung juga menyoroti keberhasilan pemerintah dalam menekan penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) serta rabies, yang menurutnya tidak lepas dari peran aktif industri obat hewan nasional. Ia menekankan pentingnya kemandirian produksi vaksin dan obat hewan dalam negeri agar Indonesia tidak bergantung pada impor. Agung juga memberikan apresiasi kepada ASOHI yang telah menjadi mitra aktif pemerintah dalam menyediakan obat hewan berkualitas.
Sementara itu, Ketua Umum ASOHI periode 2021–2025, Irawati Fari, menyampaikan bahwa Munas ini menjadi momentum penting untuk refleksi, konsolidasi, dan menentukan arah baru bagi organisasi yang akan segera berusia 46 tahun pada 25 Oktober mendatang.
“Tema Munas kali ini, ‘Bersama ASOHI, Sinergi Kuat Industri Meningkat’, mencerminkan semangat kami untuk memperkuat kolaborasi antara pelaku industri, regulator, dan seluruh pemangku kepentingan. Kekuatan industri tidak terletak pada kompetisi, melainkan pada sinergi,” ujar Irawati.
Dalam kesempatan itu, ASOHI juga meluncurkan buku Roadmap Pengembangan Obat Hewan sebagai sumbang pikir organisasi bagi pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan di bidang peternakan dan kesehatan hewan. Buku ini diharapkan menjadi referensi dalam merumuskan arah kebijakan dan pengembangan industri ke depan.
Munas IX ASOHI dihadiri oleh para pelaku industri obat hewan, importir, distributor, akademisi, dan perwakilan pemerintah pusat dan daerah. Agenda utama Munas meliputi laporan pertanggungjawaban pengurus, pembahasan program kerja, serta pemilihan Ketua Umum ASOHI periode selanjutnya.
Dengan semangat sinergi dan kolaborasi, kegiatan ini diharapkan menjadi tonggak penting bagi penguatan industri obat hewan nasional, yang berperan vital dalam menjaga kesehatan hewan, mendukung produktivitas peternakan, serta memperkuat kemandirian pangan Indonesia.